Saya Selesai

Sesinting apapun situasi kerja di media, dan serunyam apapun rasa badanku di pucuk malam, selalu ada perasaan ‘itu’ setiap bangun pagi - perasaan hidup, eksis, berharga. Perasaan senang telah belajar suatu hal baru - meskipun untuk mencapainya terkadang rasanya sampai perlu membanting telepon ke lantai, membenturkan kepala ke dinding, atau menggelar pembantaian massal. Perasaan pasti bahwa sesulit apapun melalui hari itu, pabrik beritaku tetap bisa berproduksi dan mengantarkan lembaran-lembaran hangat dari percetakan keesokan paginya.

Ya, dulu aku memaknai pekerjaan sebagai sumber kepuasan, lahan pengembangan diri, bahkan aspek tak terpisahkan dari identitasku. Saat masuk ke tempat baru ini, aku puas dengan pengertian yang lebih luas bahwa pekerjaan itu artinya saat kita berguna bagi orang lain, dengan cara apapun.

Beralih dari pekerjaan yang super dinamis dan menantang ke sedentary office job memang bukan hal yang mudah.

Tapi hari ini, saya selesai. Secepat itu ya? sebenarnya ada masalah besar yang tak kunjung mengancik titik temu. Dan aku tak tertarik berkompromi. Dulu awalnya aku mau mencoba bertahan, lantaran masih mengantongi harapan-harapan besar di tempat ini.

Setelah mendengar bahwa aku mengundurkan diri dari kantor ini, seorang teman dari departemen sumber daya manusia mendedah pengertiannya soal kerja. Katanya, hal pokok yang dibutuhkan orang dari pekerjaan adalah finansial, kenyamanan, dan pengembangan diri. Cukup dua hal terpenuhi, maka si pekerja niscaya akan terus bertahan. Satu saja tidak terpenuhi, si pekerja akan minggat, setipis itulah jaraknya. Dan inilah tepatnya konsep yang bisa menerangkan kepergianku.

Terimakasih buat semuanya yang sudah mendukungku untuk mengembangkan sayap kecilku, dan lebih banyak terimakasih buat semuanya yang sudah mendukungku untuk angkat kaki dari sini.

Kalian benar-benar mengenalku, rupanya.

.::. BP, 01 Juli 2008, 01.30 AM .::.

No comments: