Tentang Sebuah Mimpi

Dalam hidup ini aku mempunyai banyak impian. Banyak sekali impian. Namun aku mempunyai satu mimpi... Satu saja... Satu mimpi yang begitu besar. Satu keinginan yang begitu besar...

Satu mimpi yang belum mampu aku raih. Bahkan titik terangnya pun belum mampu aku lihat sampai sekarang. Entah sampai kapan. Empat tahun? Lima tahun? Sepuluh tahun? Atau mungkin takkan pernah. Kadang aku sempat lupa. Kadang aku teringat kembali. Namun bisikan perlahan akan mimpi itu... Masih ada di dalam hati ini.

Aku menangis perlahan di dalam hati. Bukan karena aku bermimpi buruk. Mimpi itu indah... begitu indah...

Kawan,
Aku menangis bukan karena aku bermimpi buruk. Namun ketika aku terbangun, aku sadar bahwa... itu hanyalah mimpi. Dan aku telah melewati satu hari lagi hidupku dan mimpi itu belum juga tercapai.

Aku tak tahu seberapa besar aku harus membayar harganya untuk sebuah impian.
Aku takut aku tak sanggup.
Aku takut aku tak sanggup !

Mungkin aku terlalu agresif
Mungkin aku terlalu idealis

Namun memang inilah aku

Entah...

Pilih "Kolam Besar" atau "KOlam Kecil"

Kolam Besar dan Kolam Kecil, hmmm ..
Ada yang bilang, perusahaan bisa diibaratkan sebagai kolam dan karyawan adalah ikannya. Asumsinya, makin besar ikan makin besar wewenang dan kekuasaannya. Dalam meniti karir, kita bisa memilih, mau jadi ikan besar di kolam kecil atau jadi ikan kecil di kolam besar.

Dan kerasa banget perbedaannya. Di kolam besar, jika kita hanya ikan kecil, agak sedikit diragukan dan diberikan pekerjaan yang menurut mereka sesuai bagi kita si ikan kecil, yang gede-gede tentu diberikan kepada ikan yang lebih besar atau yang juga menurut mereka lebih lincah atau lebih kompeten. Tanpa mereka sebelumnya memberi kita kesempatan untuk unjuk kemampuan atau mencari tahu kemampuan kita. Dan jika perusahaan itu bersifat tertutup, maka kesempatan untuk tumbuh menjadi ikan besar di kolam tersebut adalah sesuatu yang sangat sulit. Paling dapet “makan” lebih banyak aja plus kerjaan yang lebih banyak juga.

Menjadi ikan kecil di kolam kecil, kita bisa bergerak lincah, mendapat banyak kesempatan untuk tumbuh menjadi ikan besar dan saya pribadi ingin membuat kolam kecil itu menjadi besar. Improve myself juga. Dapet makan yang lebih banyak dan kesempatan untuk bebas hehehehehe...... :D

Yang pasti saya pengen jadi ikan besar di kolam besar

Last but not least,
tahukah apa yang paling menggairahkan dengan menjadi ikan besar di kolam kecil? Tantangan untuk mengubah kolam kecil menjadi kolam besar! Jadi, pilihan mana yang lebih baik? Kolam besar atau kolam kecil? Cuma saya sendiri yang bisa memutuskan berdasarkan analisis terhadap kondisi dan segala atribut yang saya miliki saat ini…

.::.

Pada akhirnya, orang hanya ingin hidup tenang

Aduh, ini judul yang sakral.

Berhati-hatilah pada keinginanmu! Ini wejangan yang harusnya kuterapkan pada diri sendiri. Hmm, siapapun yang sering bercakap maya denganku pasti tahu, selarik judul diatas paling sering tercantum sebagai status YMku. Hidup tenang yang seimbang memang suatu hal yang sangat, kalau tak boleh dibilang paling, kudambakan.

Satu hal lain yang tak pernah kusadari. Kesempatan hidup tenang itu tak selalu berarti berada dalam zona nyaman. Ya, kesempatan ini berarti berhadapan lagi dengan zona tak nyaman yang aku sangat miskin pengalaman di dalamnya. Yang aku sangat takut menghadapinya. Yang membuat detak jantungku bagaikan burung sekarat yang menggelepar. INI ZONA YANG SANGAT TIDAK NYAMAN !!!!!!.

Bila kesempatan ini kuambil, artinya aku harus berusaha seribu kali lebih keras. Tapi jika momentumnya berlalu, aku tak yakin bisa mendapatkannya lagi. Artinya? Terbelenggu dalam rutinitas serupa, dari hari ke hari.

Mungkin aku cuma perlu waktu untuk memikirkan semua konsekuensinya. Tolong, beri aku waktu yang cukup untuk memutuskan. Tuhan, beri aku petunjuk untuk melangkah ke depan. Aku perlu belajar percaya dan belajar terbang.

Sumpek !!!

Aku lelah dengan bertubinya pertanyaan dan pengharapan orang-orang itu. Bosan dengan penilaian mereka yang menyesalkan keputusanku. Letih dengan interogasi mereka yang bahkan tidak berbuah dukungan moril sekalipun! Aku cuma ingin bilang, bukan kalian yang menghadapi semua itu….Dan bila kalian berjalan mengenakan sepatuku, kemungkinan besar kalian akan mengambil kebijakan persis sepertiku! Begitu sulitkah untuk mengerti? Buat apa menasehatiku tentang semua yang sudah kutahu, cuma untuk menegaskan bahwa kalianlah yang paling benar?.

Siapa Aku

terkadang ku merasa sangat tak berguna
bila semua yang kulakukan pasti disalahkan
terkadang ku merasa menjadi yang terbodoh
tak mengenal apapun
bahkan diriku sendiri

semua menyebalkan!
semua angkat bicara
dan merasa paling benar dalam menilaiku
semua selalu berlomba menyalahkan diriku
apa pernah mereka lihat diri sendiri?

siapa aku - jawablah siapapun yang merasa mengenalku
siapa aku - mengapa semua orang merasa paling mengenalku

kenapa terlalu banyak musuh di kepala
hingga ku kehilangan aku

kalian siapa?
ini hidupku………berhenti menghakimiku!
berhentilah menilai!

.

Tiba - tiba kangen Ibu

ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.

ibu adalah segalanya. ibu adalah penegas kita dikala lara, impian kita dalam resah, rujukan kita di kala nista.ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasamerestui dan memberkatinya.

ibu,maafkan aku.. kecilku dulu,aku belum mengenal kantukmu yang terbangun karena tangisku.aku belum mengenal lelahmu merawat dan membesarkanku,ya aku belum mengenal airmata yang selalu mengalir tiap saat kau mendoakanku.

ibu,maafkan aku..remajaku dulu aku masih belum mengenal bahasa penjagaanmu padaku. masih belum kukenal bahasa laranganmu. sekali lagi ibu, maafkan anakmu,aku belum mengerti betapa berharganya kehadiranmu dalam hidupku.


(kangen ... dalam pelukmu.. ibu)

Lirik Sang Penghibur ---> Padi


setiap perkataan yang menjatuhkan
tak lagi ku dengar dengan sungguh
juga tutur kata yang mencela
tak lagi ku cerna dalam jiwa

aku bukanlah seorang yang mengerti
tentang kelihaian membaca hati
ku hanya pemimpi kecil yang berangan
tuk merubah nasibnya…


reff :
oh.. bukankah ku pernah melihat bintang
senyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permata
menghibur yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya

ku gerakkan langkah kaki
di mana cinta akan bertumbuh
ku layangkan jauh mata memadang
tuk melanjutkan mimpi yang terputus
masih ku coba mengejar rinduku
meski peluh membasahi tanah
lelah penat tak menghalangiku
menemukan bahagia

o… o…bukankah ku pernah melihat bintang
senyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permata
menghibur yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya


yang lelah jiwanya
oo..bukankah ku bisa melihat bintang
senyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permata
menghibur yang lelah jiwanya

bukankah hidup ada perhentian
tak harus kencang terus berlari
ku helakan nafas panjang
tuk siap berlari kembali…
berlari kembali..
melangkahkan kaki
menuju cahaya

bagai bintang yang bersinar
menghibur yang lelah jiwanya
bagai bintang yang berpijar
menghibur yang sedih hatinya




.::. by Padi .::.

.

Tidakkah ini Sempurna ?? Seharusnya ....

Jam setengah delapan pagi.....

bersilang kaki di bangku lebar teras belakang. Sinar matahari yang masih muda disaring pepohonan tinggi di kebun belakang rumah dan ramai kicau burung.
Menghirup harum kopi yang baru diseduh dari mug hitam Bill Kovach favoritku,
menyandang beberapa buku, notes spiral baru, bersenjatakan higlighter dua-warna dan pulpen hitam.
Seharusnya ini sempurna karena aku punya sehari penuh untuk menikmatinya.

Doa Untuknya


Kenapa air mata ini terus mengalir deras ketika saya mengingat dia? Kebaikan hatinya, rasa syukurnya, kesabarannya akan ujian yang begitu berat pada kehidupannya membuat saya selalu menangis bila teringat dia.

Ya Tuhan . . . Engkau Maha Mengetahui, kekuatan seperti apa yang ada di dalam jiwanya? Saya tau dia orang-orang terpilih yang begitu kuat menerima cobaan hidup dariMu. Begitu kuat dan membuat tangis ini meledak bila melihat kekuatannya menjalani ini semua.
Tuhanku . . . berikanlah keajaibanMu!! Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini bila Engkau menghendaki, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini apabila Engkau mengizinkan. Dengan segenap doa hamba, ku mohon dengan sangat . . . sembuhkanlah dia, sembuhkanlah dia Tuhan! Izinkanlah hamba berterima kasih atas semua kebaikannya pada hamba. Wahai Engkau Yang Maha Pemurah, aku percaya Engkau akan memberikan yang terbaik untuk dia, tapi apa yang terbaik menurutMu sama dengan yang terbaik di mataku Tuhan? Apakah sama? Ya Tuhan . . bolehkah aku meminta? Jangan Engkau ambil dia dulu . . .

Tuhan . . . aku tau aku hanya bisa berdoa untuknya. Tidak ada lagi yang bisa aku perbuat selain berdoa dan menangis di hadapanMu. Dengan segenap sujudku, aku mohon . . kuatkanlah dia! Jadikanlah sakit yang ia rasakan sebagai ladang amal untuknya di dunia maupun di akhirat kelak. Sungguh, hamba tidak bisa merasakan apa yang dia rasakan Tuhan, tapi hamba bisa merasakan perih itu . . karena dalam sakitnya ia masih bisa tersenyum. Senyum yang menyejukkan untuk orang2 di sekitarnya. Wahai Tuhan Yang Maha Mengabulkan, perkenankanlah doa hamba . . . kabulkan Ya Tuhan, ku mohon dengan sangat, ku mohon dengan sangat.

.::. Kurindu Pagi .::.

Ini adalah surat cinta, yang ditulis di bawah bintang.
Bagi yang rindu akan pagi
Ketika itu malam tiba,
Dan embun membawa tetesan air mata
Bersama kita berdoa, agar gelap cepat berlalu

Ini adalah surat cinta, yang disaksikan rembulan
Bagi yang rindu secercah mentari,
Yang bosan dirundung gelap
Yang menghabiskan malam dengan doa dan kerja

Kata para tua,
Tak selamanya gelap itu menetap,
Namun kapan kata itu terwujud?
Tangan malam seolah menawan waktu
Agar tak bergulir menuju pagi.

Ini adalah surat cinta, yang ditulis karena percaya
Bahwa doa dan kerja adalah bintang.
Malaikat-malaikat ternyata tidak pergi,
Mereka menyelinap masuk ke dalam hati
Untuk menyalakan cahaya harapan

Dan ketika suatu saat nanti pagi benar-benar datang,
Kita akan bertemu di cakrawala untuk menyambutnya.
Semoga saat itu embun air mata kita lenyap diterik mentari.


.

.: Kubiarkan :.

kubiarkan cahaya bintang memilikimu
kubiarkan angin yang pucat dan tak habis-habisnya gelisah
tiba-tiba menjelma isyarat,
merebutmu .....................
entah kapan kau bisa kutangkap



(Nocturno,
lagi-lagi karya Sapardi)

.::. Lagi Sedih ? Enaknya Ngapain ? .::.

Apa yang salah kalo lagi sedih? sebenernya ga ada yang salah, tapi semuanya terasa sedih n pedih (sentimentil amat gw ?kekekeke..).

Hmmm..ga tau kenapa, tapi hari-hari belakangan ini bikin sedih. enaknya ngapain ya kalo lagi sedih? sekarang jadi pengen nyobain something new. Yup! nulis di blog!! sangat terinspirasi dari jeng dian sastro ato sandra dewi (maksod loh????) hihiihi..

So, mendingan aku cerita aja tentang yang indah-indah.Dulu waktu jaman aku masih putih abu-abuers, saya punya temen yang sangat kompak buat diajak gila. Namanya Nuning. Orangnya cantik n imut. Mantan finalis putri-putri cover majalah githu dehhhh.. tapi Sekarang dia udah tenang di alamnya.. (miss you prend)Suatu saat kami berdua pernah nekad kabur dari sekolah lewat tembok belakang. Bayangin aja nih cewe-cewe cantik imut n luthu dengan nilai selalu di peringkat teratas kayak kita, dengan memakai rok memanjat tembok belakang. Tiba-tiba dari belakang terdengar suara "hoi..hoi...mau kabur ya? balik sini?". HAH???? suara bapak guru olahraga!! dan tanpa sadar, gubrakKKK...jatuhlah kita ke bagian belakang tembok. Akhirnya sambil meringis-ringis kita terpaksa memutar kembali dari belakang sekolah menuju ke pintu utama sekolah n udah ditongkrongin ma bapak guru olahraga yang terhormat dengan senyum-senyum nakalnya. Huaaaahhh berhubung cewe-cewe kece yang kabur, kita gak dimarahin.

sekarang, mana bisa kita bolos dengan cara lompat pagar ?

.: Hujan Di Bulan Juni :.

tak ada yang lebih tabah
dari hujan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
.:

tak ada yang lebih bijak
dari bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
.:

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
.:

untukmu cinta : aku ingin menjadi hujan bulan juni itu

“Hujan Bulan Juni” merupakan buku berisi kumpulan sajak-sajak Sapardi Djoko Darmono.
Penerbit : PT Grasindo, 2004

.:

The Eagle Life

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia.Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan.

Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusanyang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yangbaru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan. Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda.

Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Anda adalah elang-elang itu.Perubahan pasti terjadi. Maka itu, kita harus berubah!



diambil dari beberapa sumber
.

Malamku Membisu

segepok rasa menjejal dari sebuah penantian
menyeruak desak dalam benak dan harap
bintang tertahan di balik kelambu kabut

di sini…
di batas kesadaran puncak malam
aku terduduk bersimpuh
menanti desah angin menyapa waktuku

di mana kah?
tak biasanya malamku bisu
tanpa pesan tertinggal di meja perjamuan

hanya sebuah layar terhampar
tanpa huruf tereja di atasnya

kosong
sepi
meski derai meraung di bawah kakiku

wonderland, 01 Juni 2008, 01.00 am
.

Entahlah

ada yang terlupa
dan tak masuk dalam catatan
hampir terlampaui sia-sia berbulan lamanya

menjadi bagian dari legenda pecinta
di gulita malam kelu
ketika bulan enggan tersenyum

Hati membiru sebiru birunya biru
bukan akibat pukulan pesakit
tapi torehan cinta

menjadi bagian dari legenda pecinta
oleh gulungan waktu
ketika gemintang enggan bertebar

rasa melukis seindah tarian sang dewi
harap akan jatuhnya pendar kasih-Nya
menyelubung dalam detak nafas tak tertebak

sedemikain biru
seluas cinta para pecinta

.

Kekosongan !!!!!!

Apakah hidup itu semacam imajisme?

Pagi sampai siang tadi saya sebenarnya melakukan banyak hal. Pagi-pagi, setelah bangun tidur. Saya langsung mengejar keberangkatan kapal untuk kembali lagi ke kotaku. menjelang agak siang, saya akhirnya sampai juga di tujuan.

Dengan semua aktivitas di awal hari itu, saya sama sekali tak membayangkan akan menemui kekosongan. Tapi, di luar dugaan, ketika saya ketemu dengan sahabat saya yang paling akrab, saya justru merasai kekosongan itu. Tiba-tiba saya teringat beberapa beban, beberapa pekerjaan yang belum saya selesaikan, sambil merasa belum banyak berbuat apa-apa. Pada titik itu pula, rasa kosong muncul di hati saya. Kekosongan itu pula yang barangkali “merusak” pertemuan tadi.

Kami sempat berbicara dan sedikit berdebat tentang mau ke mana dan melakukan apa siang itu. Karena sama-sama tak menemukan ide, akhirnya kami memutuskan berpisah, dan saya langsung menuju ke kantor.

Di jalan, sembari mengendarai mobil, saya melamun dan merasai bahwa hati saya memang benar dihinggapi kekosongan. Kekosongan itu pula yang tiba-tiba saja membuat kening saya berkerut dan hari terasa jadi lebih berat.

Ketika hari menjelang sore, saya teringat pada Sapardi Djoko Damono dan sebuah puisinya yang mencerminkan “kekosongan”. Saya cari buku Sapardi di antara tumpukan buku yang ada dan kemudian membuka-buka halamannya, mencari puisi yang meruapkan “kekosongan” itu. Dan inilah puisi yang saya maksud:

Puntung rokok dan kursi bercakap tentang seseorang yang tiba-tiba menghela nafas panjang lalu berdiri.Bunga plastik dan lukisan dinding bercakap tentang seorangyang berdiri seperti bertahan terhadap sesuatu yang akan menghancurkannya.
Jam dinding dan penanggalan bercakap tentang seorang Yang mendadak membuka pintu lalu cepat-cepat pergi tanpa menutupnya kembali. Topeng, yang bergantung di dinding itu,
yang mirip wajah pembuatnya, tak berani mengucapkan sepatah kata pun;
ia merasa bayangan orang itu masih bergerak dari dinding kedinding;
ia semakin mirip pembuatnya karena sedang menahan kata-kata.

Puisi yang berjudul “Percakapan dalam Kamar” itu memang penuh dengan benda-benda: puntung rokok, kursi, bunga plastik, lukisan, jam, tanggalan, dan topeng. Tapi, semua benda itu justru tak memberikan kesan “penuh” di sana. Kesan yang timbul ketika saya merenungi puisi itu adalah “kekosongan”.

Hari ini, saya merasai diri hampir mirip dengan “seseorang” dalam sajak Sapardi tadi. Kekosongan yang tiba-tiba berkunjung sepertinya menghilangkan “emosi baik” yang saya punyai sebelumnya. Saya tiba-tiba suka melamun, dan memandang ke depan tanpa batas, tanpa tahu apa yang sebenarnya saya pandang. Cuma, alasan yang benar-benar rasional kenapa saya jadi demikian tak saya ketemukan.

Ah, jangan-jangan, terkadang hidup memang menjelma jadi semacam imajisme.