Dalam raga ada hati, dan dalam hati ada satu ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam Kunci pintunya
Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutera. Berkata – kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani
Begitu lemahnya ia berbisaik, sampai kadang – kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa – apa dengannya duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis
Tahukah engkau ?? bahwa cinta yang tersesat adalah pembuta dunia. Sinarnya menyilaukan hingga kau terperangkap, dan hatimu menjadi sasaran sekalinya engkau tersekap. Banyak garis batas memuai begitu engkau terbuai, dan dalam puja kau sedia serahkan segalanya. Kunci kecil itu kau anggap pemberian paling berharga
Satu garis jangan kau tepis, membuka diri tidak sama dengan menyerahkannya
Di ruang kecil itu ada teras untuk tamu. Hanya engkau yang berhak ada di dalam inti hatimu sendiri
No comments:
Post a Comment